Selasa, 26 April 2016

Kisah Singkat Al Qomah

Assalamualaikum Sahabat Nisrina
Kisah Singkat Al Qomah

Kisah Singkat Al Qomah



Pada masa Rasulullah, ada seorang pria yang bernama Alqomah. Pada suatu hari, Alqomah menderita sakit yang kemudian menjadi semakin parah. Dia bahkan tidak bisa beranjak dari tempat tidur karena penyakit parahnya itu. Berita itu pun sampai pada Rasulullah SAW. Kemudian beliau mengutus tiga orang sahabatnya untuk menjenguk Alqomah.
Di sana, ketiga sahabat menemui Alqomah yang sedang dalam sakaratul maut, namun dia kesulitan untuk mengucap lafal la ilaaha illallaah. Setelah itu, Rasulullah memerintahkan sahabatnya untuk mencari ibu dari Alqomah. Setelah menemui sang ibu, ternyata diketahui bahwa Alqomah telah melupakan ibunya sendiri. Sejak menikah, Alqomah lebih mementingkan istrinya daripada ibu kandungnya. Ibu Alqomah merasa sakit hati dengan sikap anaknya tersebut.
Kemudian, Rasulullah memerintahkan untuk mencari kayu bakar untuk membakar Alqomah. Sang ibu merasa tidak sampai hati melihat sikap Rasulullah. Singkat cerita, ibu Alqomah memaafkan kesalahan anaknya sehingga Alqomah dapat menghembuskan nafas terakhirnya dengan tenang.
Semoga kisah ini dapat menyadarkan kita betapa pentingnya peran orang tua di kehidupan kita.


Semoga bermanfaat,
Baca Artikel menarik lainnya di -> http://nisrina.co.id/blog/
Nisrina Peduli Wanita!

Kisah Dendam Anak Kepada Ayahnya

Assalamualaikum Sahabat Nisrina
Kisah Dendam Anak Kepada Ayahnya

ANAK DENDAM PADA AYAH



Kisah ini terjadi di salah satu kampong yang ada di Bireuen. Aceh. Untuk menjaga nama baik keluarga dan pelaku sejarah, penulis merahasiakan identitas mereka. Ini merupakan hasil reportase yang penulis lakukan sejak beberapa bulan yang lalu. Berikut laporan selengkapnya.
Nek Mae, begitulah Ismail dipanggil. Dia merupakan kakek dengan banyak anak. Serta memiliki banyak cucu. Sampai usia senja dia tetap bekerja di kebun untuk memenuhi kebutuhan hidupnya yang sebatang kara, pasca meninggalnya sang istri.
Mae dikenal sebagai lelaki keras dimasa mudanya. Dia kasar. Pelit dan lain sebagainya. Bahkan anaknya yang agak idiot dibiarkan hidup luntang-lantung. Bahkan pernah anak malang itu, harus berbuka puasa dengan air sumur, karena tak dipedulikan. Akan tetapi dia menyayangi cucunya. Serta taat shalat. Dia adalah lelaki gaek yang selalu shalat dimanapun dia berada. Menurut cerita, sampai menderita sakit keras pun dia tetap sujud dihadapan Ilahi Rabbi.
Diantara anak-anak Mae, tersebutlah seorang yang bernama Zai. Dia seorang lelaki pemalas, kasar serta ringan tangan. Sebagai seorang ayah, dia cukup mengerikan bagi anak-anaknya. Sebagai seorang suami, dia adalah monster bagi istrinya.
Zai adalah tipe lelaki parlente tapi tak tahu malu. Walau dirinya tampil modis, tapi anak-anaknya tidak ada satupun yang mampu melanjutkan sekolah ke SMP. Istrinya sendiri berpenampilan sangat sederhana –bahkan tidak sebanding dengan sang suami- padahal, perempuan yang telah memberikan Zai banyak anak tersebut, punya wajah yang mampu bersaing ditengah pasar.
Zai mendidik anaknya layaknya penjajah. Anak laki-lakinya, sejak usia SD sudah mengenal rimba Allah. Mereka bekerja sebagai kuli kasar penarik balok di tengah hutan. Sedangkan anak-anaknya yang perempuan, sejak SD sudah mengenal cangkul, tanah gunung dan lainnya. Mereka hidup dalam suasana susah karena sang ayah memerah tenaga mereka.
Zai, dalam memperlakukan Mae, juga diluar batas kewajaran. Menurut cerita, sang ayah tidak pernah diperbolehkan pulang kerumahnya. Dia tidak menyukai orang yang telah membesarkan dirinya itu.
Menurut cerita Ros (nama samaran) warga kampong setempat, pernah pada suatu ketika Mae diikat pada sebatang pohon di dalam alur. Lokasinya ditengah perkebunan warga diatas bukit yang menjulang tinggi.
Tidak jelas tujuannya untuk apa. Pastinya, perilaku biadab itu dilakukan oleh Zai dan istrinya. Sang ayah yang sudah tidak berdaya dibiarkan berhari-hari diikat di sebatang pohon. Tanpa makanan. Lelaki malang itu, kemudian dibebaskan oleh warga yang melintas.
Pengakuan yang sama juga diceritakan oleh Madi (nama samaran). “Kejadiannya sudah belasan tahun yang lalu. Saat konflik melanda Aceh. Dia mengikat ayahnya di sebatang pohon di dalam alur. Lokasinya di sebuah jejeran bukit. Jangankan untuk kondisi konflik, sekarang saja, hanya pemilik kebun yang melintas disana,” Ujar Madi.
Menurut Madi, Zai memang sudah menjadi anak durhaka. Bukan kali itu saja dia memperlakukan ayahnya secara buruk. Sering diwaktu-waktu yang lain dia menyiksa ayahnya sesuka hati.
“Orang tua malang itu sering diperlakukan sesuka hati oleh Zai. Dia memang anak yang paling kurang ajar diantara anak Mae yang lain,” imbuhnya.
Soal mengapa Mae diikat, menurut Madi, ada hubungannya dengan upaya Zai mendapatkan warisan. Zai sakit hati kepada ayahnya itu karena soal pembagian tanah kebun,”.
Hingga suatu hari Mae sakit keras. Dia meminta agar Zai menjumpainya untuk meminta maaf. Berkali-kali sanak saudara Zai menjumpainya kerumah. Namun, hatinya memang telah membatu. Dia menolak hadir. Bahkan dia mengaku tak perlu meminta maaf kepada kelaki tua itu.
Akhirnya, Mae gagal bertahan. Dia meninggal dunia tanpa sempat melihat Zai. Menurut cerita keluarganya, menjelang sakratul maut, telapak tangan yang sebelumnya dibuka untuk menunggu Zai, sudah ditutup. Sepertinya Mae sudah menutup pintu maaf bagi anak lelakinya itu.
Azab Allah Menimpa Zai
Padasuatu pagi, Zai ditangkap oleh tentara yang sedang melakukan operasi. Lelaki itu diambil oleh TNI saat sedang minum kopi. Dengan baju modisnya, dia diangkut paksa untuk menunjuk rumah seorang anggota GAM yang sangat dicari di daerah itu.
Begitu sampai di rumah yang dituju, seorang TNI langsung memegang kepala Zai dan membenturkan ke jendela kaca. Kaca hancur berkeping. Kepala Zai mengeluarkan darah yang sangat banyak. Berkali-kali lelaki itu dihajar oleh TNI.
Puas menyiksa, dia kemudian diseret pulang. TNI membiarkan lelaki itu berobat sendiri. Hitungan bulan kemudian dia kembali pulih.
“Entah mengapa benci kali kutengok muka dia. Macam kulihat neraka saja, “ Kata seorang TNI. Kalimat tersebut diceritakan oleh seoarang warga kepada penulis.
Pernah pada suatu ketika, Zai bekerja pada seorang kaya yang punya kebun di kampong itu. Orang kaya itu selalu membela tindakan kasar Zai terhadap ayahnya. Hingga suatu hari musibah datang.
Mereka berdua jatuh ke dalam jurang saat sedang pulang dari kebun. Zai patah. Demikian juga dengan orang kaya itu. Keduanya harus dirawat dirumah sakit dalam waktu yang lama.
Itulah momen Zai harus menderita panjang. Dia tidak pernah sembuh lagi pasca kejadian itu. Hidupnya menjadi susah.
Menjelang ajal, dia minta agar dihantarkan ke kuburan Mae. Disana dia meraung minta maaf. Berjam-jam lamanya dia menangis di depan nisa Mae yang tidak terurus.
Hingga suatu hari dia mati. Menurut cerita, wajah mayatnya menunjukkan penderitaan menjelang sakratul maut. Seperti orang ketakutan.
“Mungkin dia telah melihat ancaman Allah yang akan segera dihadapinya. Entahlah,” ucap salah seorang warga kampung. []
Dibalik Cerita: Mae Kejam Terhadap Anak-anaknya
Mae merupakan korban dari kekajamannya di masa lalu. Menurut cerita beberapa warga, dimasa mudanya, Mae bukanlah orang tua yang baik. Walau rajin shalat, dia bersikap kasar dan tidak peduli terhadap pendidikan anak-anaknya.
Bagaimana Zai, begitulah Mae. Keduanya rajin shalat. Tapi perangainya bagai tak mengenal Tuhan. Zai kecil juga dibiarkan tumbuh sendiri. Walau punya harta yang melimpah untuk ukuran orang desa, Zai dan saudaranya besar dalam kondisi prihatin.
“Kesalahan Mae mungkin gagal mendidik anaknya untuk menjadi manusia. Kezalahan Zai telah membalas kekasaran orang tuanya. keduanya seperti orang tanpa ilmu agama. wajar bila perilakunya mirip bukan manusia,” Ujar seorang warga.
Hampir tidak ada cerita kebangaan anak-anak Mae terhadap bapaknya. Semuanya memilih bungkam, bila ditanya masa lalu mereka. Mereka hanya berkata,” Kalau mau lihat bapak, maka lihatlah bang Zai. mereka 19-20. Nyaris sama,”



Semoga bermanfaat,
Baca Artikel menarik lainnya di -> http://nisrina.co.id/blog/
Nisrina Peduli Wanita!

Minggu, 24 April 2016

Cerita Sedih Muslim Amerika Yang Menyita Perhatian Dunia

Assalamualaikum Sahabat Nisrina
Cerita Sedih Muslim Amerika Yang Menyita Perhatian Dunia

Cerita Sedih Muslim 

Udah pada tau belum ada sejarah yang gak bakalan dilupakan oleh warga Amerika yang ada sangkut pautnya dengan kelompok muslim. Nah!sejak serangan teroris pada 11 September 2001, warga yang paling resah di Amerika Serikat adalah kelompok muslim. Mereka selalu dipersalahkan atas kelakuan fundamentalis yang tak jelas asal-usulnya. Ini nih yang bikin citra muslim selalu negatif, karena tuduhan oknum-oknum yang sengaja ingin memecah belah kerukunan umat beragama. Walau dua presiden berlalu, kondisi di akar rumput terus panas. Sekam kebencian mayoritas kulit putih terhadap kelompok muslim tetap muncul, sesekali meletup menjadi kekerasan berdarah.
Di satu sisi, muncul ketertarikan warga AS untuk mempelajari Islam kepada sumber-sumber kredibel. Tapi kalangan konservatif tetap memunculkan propaganda menyudutkan agama Islam. Setali tiga uang, media massa di Negeri Paman Sam selalu melabeli pelaku kejahatan beragama Islam sebagai ‘teroris’. Tapi sebutan yang sama tidak dipakai bila pelakunya kulit putih.
Pekan lalu, diskriminasi dan kekerasan terhadap umat muslim masih muncul di AS. Yakni penumpang berhijab yang dilarang memesan minuman kaleng karena dicurigai hendak memakainya sebagai senjata. Ada pula kabar baik, ketika perempuan yang dipecat karena memakai kerudung dimenangkan oleh Mahkamah Agung AS.
Tapi intinya sahabat, hidup umat muslim di Negeri Super Power itu ternyata belum sepenuhnya nyaman walau insiden 11 September sudah lama berlalu. Terbukti, selama 2013, ada 160 kasus penyerangan terhadap umat muslim ataupun masjid. Inilah beberapa fakta itu.
1.       Dosen Muslim Dilarang Memesan Minuman KalengDosen muslim bernama Tahera Ahmad dari Universitas Northwestern, Amerika Serikat, dilarang meminum minuman bersoda dari kaleng yang masih ditutup di dalam pesawat oleh pramugari karena khawatir kaleng minuman itu dijadikan senjata. Surat kabar the Daily Mail melaporkan, Ahad (31/5), peristiwa itu terjadi dalam penerbangan dari Kota Chicago menuju Washington D.C di maskapai Shuttle America. Tahera rencananya akan menghadiri sebuah konferensi. Tahera mengatakan kejadian itu disebabkan karena agamanya muslim dan itu sudah membuatnya malu. “Kami tidak diperbolehkan memberi minuman kaleng yang masih tertutup kepada penumpang karena itu bisa dijadikan senjata di pesawat,” kata Tahera menirukan ucapan sang pramugari. Pengakuannya yang disebar lewat facebook itu memicu kecaman masyarakat. Maskapai ini terancam hendak diboikot, sebelum akhirnya meminta maaf.
2.       Masjid di Pedalaman AS Sering di Bakar
Di kota besar seperti New York, California, atau Chicago, toleransi antar umat beragama memang tinggi. Tapi kondisi berbeda dialami warga muslim yang hidup di pedalaman Amerika Serikat, khususnya di negara bagian basis kelompok konservatif. Contohnya adalah umat muslim di Kota Joplin, Negara Bagian Missouri. Selama 2012-2013, masjid satu-satunya di kota itu dibakar beberapa kali. Pelakunya tidak pernah tertangkap walau kasus ini ditangani FBI. Akibat insiden itu, Dewan Hubungan Amerika-Islam (CAIR) meminta seluruh warga muslim di Amerika Serikat waspada.
3.       Muslim Dibunuh, Media Massa AS bungkam
Peristiwa penembakan sadis tiga mahasiswa muslim di Chapel Hill, North Carolina, oleh pria kulit putih bernama Craig Stephen Hicks pada Februari 2015 menjadi ajang kritik umat muslim sedunia pada Amerika Serikat. Media-media utama lamban meliput kejadian ini. Warga muslim Amerika bereaksi atas kejadian ini dengan mengatakan kurangnya sorotan media besar arus utama pada peristiwa ini karena korban tewas beragama Islam.
“Kita tidak akan melihat berita ini karena ini tentang muslim,” kata seorang pengguna media sosial Twitter beragam Islam.Jika korban adalah orang kulit putih dan beragam Kristen maka media segera melaporkannya besar-besaran. Ketika korban tewas adalah muslim maka media Barat tampaknya menerapkan standar ganda.
Media Inggris the Independent menurunkan tulisan Sabbiyah Pervez pada Rabu pagi dengan judul “Tiga muslim dibunuh, tapi karena agama mereka media mengabaikannya”. Ngeri banget ya guys headlinenya. Masak gitu banget. Astagfirullah. Semoga media disana sekarang terbuka hatinya. Karena kalau bicara kematian, itu sudah urusan kemanusiaan, bukan agama.
Bungkamnya media-media besar terhadap tragedi penembakan ini membuat pengguna media sosial, terutama di Timur Tengah dan Eropa, mengecam lambatnya pemberitaan kasus ini. Seorang ahli kardiologi di Virginia Utara Tarek Abughazaleh bahkan memajang foto meme seekor monyet yang dilabeli media besar dunia macam CNN, Reuters, dan BBC sedang menutupi mata, mata, dan mulut mereka.
4.       Perjuangan Untuk Sholat
Kisah sedih yang dialami oleh takmir Masjid dan Pusat Kajian Islam Kota Murfreesboro, Negara Bagian Tennessee. Hampir 10 tahun mereka dilarang mendirikan tempat ibadah. Sepanjang 2010-2012, Masjid darurat Murfreesboro mengalami pelbagai vandalisme, mulai dari coretan dinding sampai dilempari bom molotov.Setelah dua tahun lebih berjuang bangunan mereka akhirnya diizinkan beroperasi pemerintah. Pengacara takmir menang di Pengadilan Tinggi Memphis kendati warga sekitar menggugat keberadaan tempat ibadah umat muslim itu. Selama ramadan 2011, segelintir jamaah nekat beribadah di halaman rumput masjid meski masih ada protes dari warga sekitar. Imam masjid Usamah Bahlul mengaku bingung mengapa penduduk sekitar mendadak memusuhi kalangan muslim. “Kami bukan tiba-tiba ada di kota ini, kami sudah tinggal tiga dekade. Apa salah kami?” tanya Bahlul. Semoga kondisi yang dialami oleh Takmir Masjid ini tidak akan terjadi lagi. Amin
5.       Wanita Berhijab Di Tolak Kerja
Samantha Elauf (24) menjadi korban diskriminasi akibat kepercayaannya. Dia dipecat pada 2008 lalu, hanya karena memutuskan berhijab. Elauf menggugat Toko Pakaian Abercrombie Kids, Tulsa, Oklahoma pada 2008, karena ditolak bekerja dengan alasan diskriminatif. Sang pewawancara menyebut toko mereka tidak bisa mempekerjakan perempuan yang memakai hijab.Di tingkat Pengadilan Federal, Elauf menang dan mendapat kompensasi USD 20 ribu. Gugatan wanita keturunan imigran muslim ini turut didukung warga Kristen, Yahudi, dan Sikh yang diperlakukan diskriminatif saat melamar pekerjaan di perusahaan tertentu. Dalam sidang awal pekan ini, Elauf kembali menang di Mahkamah Agung AS. Alhamdulillah.
 


Semoga bermanfaat,
Baca Artikel menarik lainnya di -> http://nisrina.co.id/blog/
Nisrina Peduli Wanita!